BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah kualitas
sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 tahun. Untuk dapat mengangkat
derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan
ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang.
Bila gerakan keluargan berencana tidak dilakukan bersama dengan pembangunan
ekonomi dikhawatirkan hasil pembangunan tidak berarti.
Keluarga sebagai
unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma keluarga kacil
bahagia. Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada “catur warga / zero
population growth” (pertumbuhan seimbang)
Metode suntikan
KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya
makin bertambah tinggi, minat pemakai suntik KB oleh karena aman, sederhana,
efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada pasca persalinan
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan
kebidanan pada klien akseptor KB suntik depo geston
1.2.2
Tujuan khusus
-
Melaksanakan
pengkajian data pada akseptor KB suntik depo
-
Melakukan
intreprestasi data pada akseptor KB suntik depo
-
Mengindentifikasi
masalah dengan diagnosa potensial akseptor KB suntik depo
-
Menentukan
tindakan segera pada akseptor KB depo
-
Menentukan
rencana yang telah akan dilakukan pada akseptor depo
-
Melaksanakan
rencana yang telah ditentukan pada akseptor KB depo
-
Melaksanakan
evaluasi atas tindakan yang akn dilakukan kepada akseptor KB depo
1.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek lapangan
dilakukan tanggal 21 April sampai 17 Mei 2008 di Puskesmas Kedurus Surabaya.
1.4 Sistematika
Penulisan
- Halaman Judul
- Lembar Pengesahan
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- BAB I : Pendahuluan
II :
Tujuan
III :
Pelaksanaan
IV :
Sistematika Penulisan
- BAB II LANSAN TEORI
- BAB III TINJAUAN KASUS
- BAB IV PENUTUP
- Daftar pustaka
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
2.1
Pengertian
·
Pengertian
secara umum
KB adalah usah mengatur banyaknya
jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah
sekeluarganya / masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut
(Prof. R. Sulaiman. S.
1980 : 14)
·
Pengertian
secara khusus
KB adalah pencegahan konsepsi /
pencegahan terjadinya perubahan / mencegah pertemuan antara sel mani dari
laki-laki dan telur dari wanita setelah persetubuhan.
·
KB adalah
suatu usaha untuk menjarangkan / merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan
dengan memakai kontrasepsi
(Prof. Dr. Rustam. M.
MPI. 1998 : 225)
2.2
Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik
1. DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat / Depo
Provera)
Diberikan sekali dalam 3 bulan
dengan dosis 150 mg dengan cara di suntikan I.M
2. DOPO NET-EN (Norethindrone Enanthare / Depo
Noristeral)
Diberikan dalm dosis 200 mg sekali
setiap 2 bulan (8 mgg) dengan cara disuntikkan secara I.M
2.3
Mekanisme Kerja
1. Primer : masalah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak
terjadi setakan LH (LH Surge) respon kelenjar hipofise terhadap gonadotropin
releasing hormone eksogenneus tidak berubah, sehingga memberi kesan proses
terjadi di hipotalamus dari pada
kelenjar hipofise, (menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi
ovulasi).
2. Sekunder
-
Mengentalkan
lendir dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
-
Menjadikan
selaput lendir rahim tipis dan atropi
-
Menghambat
trasportasi gamet dan tuba
-
Mengubah
endrometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi
2.4
Indikasi KB Suntik
KB suntik
diberikan kepada wanita yang mengiginkan kontrasepsi jangka panjang (wanita
yang telah mempunyai cukup anak, telah anggan / tidak bisa untuk dilakukan
sterilisasi. Ini juga diberikan kepada wqanita yang mempunyai kontra indikasi
estrogen / menunjukkan efek samping diberikan kepada ibu menyusui dan pada
wanita yang mendekati menopause.
2.5
Kontra Indikasi
Ada
2 macam yaitu :
1. Kontra indikasi secara mutlak
-
Terdapat
tromboflebitis / riwayat tromboflebitis
-
Kelainan
serebro vaskuler
-
Fungsi
hati tidak / kurang baik
-
Adanya
keganasan pada kelenjar payudara dan aklat reproduksi
-
Varices
berat
-
Adanya
kehamilan
2. Kontra indikasi secara relatif
-
Hipertensi
-
Diabetes
-
Perdarahan
abnoermal / pervaginam
-
Fibromioma
uterus
-
Penyakit
jantung dan ginjal
2.6
Macam-Macam Kontrasepsi Suntik
Ada
3 macam yaitu :
a) Depo Provera
Adalah medroxy progesterone yang di
gunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang
kuat dan sangat efektif.
1. Komposisi
Suspensi steril depo medroxy
progesterone a cetat (DPPA) dalm air
·
Tiap vial
berisi 3 ml suspensi (150 mg medroxy progesterone acetate)
·
Tiap vial
berisi 1 ml suspensi (150 ml medroxy
progesterone acetate)
2. Waktu pemberian dan dosis
Di suntikan dalam dosis 150 mg/cc
sekali 3 bulan. Suntikan harus lama pada otot bokong musculus gluteus agak
dalam.
3. Efektifitas
Efektifitas tinggi dengan 0,3
kehamilan paer 100 perempuan tidap tahan asal penyuntikannya dilakukan secara
teratur.
4. Keuntungan
-
Lebih
mudah digunakan, tidak perlu setiap hari seperti menelan pil
-
Tidak
mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung
dan gangguan pembekuan darah
-
Sangat
efektif
-
Tidak
memiliki pengaruh terhadap ASI
-
Dapat
digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause
-
Membantu
mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
-
Tidak
menggangu hubungan seksual, mengurangi rasa nyeri dan haid
-
Tidak di
dapat pengaruh sampingan dari pemakaian esterogen
5. Efek samping
-
Reaksi
anafilaktis dan anafiliatik
-
Penyakit
tromboem balik tromboplebitis
-
System
syaraf pusat gelisah, depresi, pusing, sakit, tidak bisa tidur
-
Selaput
kulit dan lendir bercak merah / jerawat
-
Gastro
intestinal mual
-
Payudara
lembek dan galaktorea
-
Perubahan
warna kulit di tempat suntikan
6. Cara pemberian
·
Waktu
pasca persalinan (PP)
Berikan pada hari 3-5 PP / sesudah
ASI berproduksi ibu sebelum pulang dari RS / 6-8 minggu pasca beraslin asal ibu
tidak hamil / belum melakukan koifus.
·
Pasca
keguguran
Segera setelah kurefage / sewaktu
ibu hendak pulang dari RS hari pasca abortus, asal ibu belum hamil lagi. Dalam
masa interval diberikan pada hari 1-5 haid
b) Noristat (norigest)
Adalah obat kontrasepsi yang
disuntikkan (secara depot) larutannya merupakan campuran bernzyl benzoate dan
casrol oil dalam perbandingan 4 : 6 efek kontrasepsinya terutama mencegah
masuknya sperma melalui lendir servik.
1. Komposisi
Dalam ampul norigert berisi 200 mg
norithindron enantal dalam laritan menyak (depo norestirat)
2. Waktu pemberian dan dosis
Disuntikan da;am dosis 200 mg/cc
sekali setiap 2 bulan dengfan cara I.M untuk 6 bulan pertama suntikan diberikan
setiap 8 mgg dan setelah itu setiap 12 mgg
3. Efek samping
Menyebabkan siklus haid labih
stabil, amenorea lebih jarang dang fertilitas lebih cepat kembali setelah
berhenti menjadi akseptor efektifitas dan angka kegagalan sama dengan pil
kombinasi
4. Keuntungan
-
Sangat
efektif sebagai metode kontrasepsi
-
Tidak
berefek buruk terhadap laktasi
-
Kembalinya
kesuburan lebih cepat
-
Kadar hb
sering bertambah setinggi, dapat mencegah anemia
-
Siklus
haid lebih stabil
5. Efek samping
-
Amenorhea
-
Perdarahan
berkepanjangan
-
Badan
terasa panas dn liang senggama kering
-
Bertambahnya
berat badan
-
Rambut
rontok
-
Hiperpigmentasi
sekitar pipi
6. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi
-
Setiap
saat selama siklus haid, asal tidak hamil
-
Mulai hari
pertama sampai ke 7 siklus haid
-
Pada ibu
yang tidak haid :
Injeksi diberikan setiap saat asal
tidak hamil, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex.
-
Ibu yang
menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi
suntikan. Suntikan pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai
haid berikutnya datang asal tidak hamil
-
Ibu yang
sedang menggunakan jenis kontrasepsi
lain dan ingin menganti dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain.
Dimulia pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya
-
Ibu yang
menggunakkan kontrasepsi suntikan yang sebelumnya mengganti dengan hormonal
suntikan pertama segera asal ibu tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu
menunggu haid berikutnya, bila ibu di suntikkan setelah hari ke tujuh haid,
selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex
-
Ibu ingin
mengganti AKDR dengan klontrasepsi hormonal, suntukan pertama dapatr diberikan
hari pertama sampai ke 7 siklus haid, asal tidak hamil
-
Ibu tidak
haid / ibu dengan perdarahan tidak teratur
Pertama suntikan dapat diberikan
setiap saat asal tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
berhubungan sex
c) Cyclofem
Adalah suntikan kombinasi 25 mg
depomedroxy progesterone aserat dan 5 mg estradiol cyplonate
1. Komposisi
Tiap ml suspensi dalam air
mengandung :
Medroxy progesterone acetate 50 mg
Estradiol cypionate 10 mg
2. Waktu pemberian dan dosis
Disuntikkan dalam dosis 50 mg norithidrone anantat dan 5
mg estradiol varelat yang diberikan melalui I.M sebulan sekali
3. Efek samping
Sangat efektifitas (0,1 – 0,4
kehamilan / 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan
4. Keuntungan
-
Resiko
terhadap kesehatan kecil
-
Tidak
berpengaruh pad ahubungan sex
-
Tidak
diperlukan pemeriksaan dalam
-
Jangka
panjang
-
Efek
samping sangat kecil
-
Klien
tidak perlu menyimpan obat suntik
5. Efek samping
-
Perubahan
pada kulit gatal-gatal penggelapan warna kulit
-
Sakit
kepala, sakit pada dada
-
Peningkatan
berat badan
-
Perdarahan
berkepanjangan
-
Anoreksia,
rasa lalah, depresi
-
Payudara
lembek dan galaktorea
-
Penyakit
troboembolik, tromboflebitis
-
Perdarahan
tidak teratur
6. Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi
-
Suntikan
pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
-
Bila
disuntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid
Klien tidak boleh berhubungan sex selama 7 hari /
menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari
-
Bila klien
pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid suntikan pertama dapat
diberikan sutnikan kombinasi
-
Pasca
keguguran
Suntikan kombinasi dapat segera
diberikan / dalam waktu 7 hari
-
Bila
sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan ingin ganti suntikan pertama dapat
segera diberikan asal ibu tidak hamil dan pemberiannya tanpa perlu menunggu
datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid, metode kontrsepsi
lain tidak diperlukan.
-
Ibu
sebelumnya menggunakan AKDR
Suntikan pertama diberikan hari 1-7
siklus haid cabut segera AKDR
2.7
Konsep Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang
diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya
dilakukan dengan cara:
- Bertahap dan sistematis
- Melalui suatu proses yang
disebut manajemen kebidanan
Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997
1.
Pengertian
Proses pemecahan masalah
Digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah.
Penemuan-penemuan
keterampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis.
Untuk pengambilan suatu keputusan
Yang berfokus pada klien.
2.
Langkah-langkah
I. Mengumpulkan
semua data yang dibutuhkan untuk memulai
keadaan klien secara keseluruhan.
II.
Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
III.
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
dan mengantisipasi penanganannya.
IV.
Menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
V.
Menyusun
rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
VI.
Pelaksanaan
langsung asuhan secara efisien dan aman.
VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang
dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
* Langkah
1: Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua
informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif
adalah yang menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopskologi spiritual,
pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang
menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang
dirumuskan dalam data fokus. Data
objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi), pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan
sebelumnya).
* Langkah
II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi
terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan.
* Langkah
III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi
masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
* Langkah
IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien.
* Langkah
V : Menyusun rencana asuhan yang
menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi.
* Langkah
VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan
menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien
dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan
sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya.
* Langkah
VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan
evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
PENGUMPULAN DATA
Tanggal pengkajian : 24-04-2008 Jam : 09.30 WIB Oleh
: Ika
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama klien : Ny. “T” Nama
suami : Tn. ”I”
Umur :
28 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama
: Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan
: SMA
Pekerjaan :
IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia Suku/bangsa :
Jawa / Indonesia
Penghasilan : - Penghasilan : -
Alamat :
Kebraon No. 12 Alamat : Kebraon No. 12
2. Alasan kunjungan / Keluhan Utama
Ibu
mengatakan tanggal kembali melakukan suntikan KB depo 3 bulan tanggal kembali suntik
tanggal 24 April 2008 dengan keluhan keluar darah sedikit-sedikit dari tanggal 12
April sampai 24 April 2008.
3. Riwayat Kebidanan
3.1. Riwayat Menstruasi
Siklur Menstruasi : 28 hari Disminorhea : kadang-kadang
Lama :
9 hari Menarche : 12 tahun
Warna :
merah
Bau :
khas
Flour albus : kadang-kadang
3.2. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang
lalu
No
|
Hamil ke
|
Suami ke
|
UK
|
Jns Persal
|
Penolong
|
Penyulit
|
BB/ PB
|
JK
|
H/M
|
Meneteki
|
Rewayat KB
|
1
|
1
|
1
|
40 mgg
|
Spontan B
|
Bidan
|
Tdk ada
|
3100/ 50
|
♀
|
H
|
2 th
|
Suntik
|
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang
diderita
Ibu mengatakan
tidak pernah mendertia penyakit kronis seperti jantung ginjal, hipertensi, TBC
b. Riwayat penyakit keluarga atau keturunan
Ibu mengatakan tidak ada penyakit keturunan seperti hipertensi, jantung,
asma.
5. Riwayat Psikososial
Hubungan antara ibu dan suaminya
baik, keluarga juga baik, respon ibu terhadap petugas kooperatif.
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan sejak anak lahir ia ikut KB
suntik 3 bulan.
7. Pola kehidupan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Ibu
mengatakan makan 3x/ sehari dengan porsi nasi ½ piring, lauk, sayur, kadang
buah, minum air putih ± 7 gelas / hari
b. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1x konsistensi lunak, tidak ada darah
BAK 3x
konsistensi cair, tidak ada darah
c. Pola aktivitas
Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah
seperti menyapu, mengepel, memasak dan mencuci serta merawat anaknya
d. Pola istirahat / tidur
Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam (13.00 – 14.00)
tidur
malam ± 7 jam
(22.00 – 05.00)
e. Pola seksual
Ibu mengatakan hubungan seksual 3x /minggu, tidak ada masalah dan tidak ada
keluhan dalam berhubungan.
f. Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x /hari, ganti CD 2x
/ hari
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran :
composmentis
b. KU :
baik
c. TTV :
T = 110 / 70 mmHg S =
37°C
N = 84 x / menit RR = 22x / menit
2. Pemeriksaan fisik
- Rambut :
Bersih ,tidak ada ketombe,hitam
- Muka :
- Conjungtiva : tidak anemis
- Sklera :
tidak ikterus
- Mulut :
Stomatitis : tidak ada stomatitis
Gigi :
tidak ada caries
- Leher :- Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
- Struma
: tidak ada struma
- Pembesaran
vena jugularis : tidak ada
- Dada :
Simetris, tidak ada nyeri tekan
- Payudara :
Bentuk :
Simestris
Areola :
Hiperpigmentasi
Putting susu : menonjol
Keluaran :
tidak ada
Striae :
tidak ada
- Perut
-
Striae
: tidak ada
-
Linea :
tidak ada
-
Pembesaran
: tidak ada
-
Bekas
Luka : tidak ada
- Vulva
Warna : kemerahan
Luka parut : tidak ada
Keluaran : darah bercak-bercak
Varises :
tidak ada
Adema :
tidak ada
- Anus
Hemorroid :
tidak ada
Varises :
tidak ada
-
Ekstremitas
atas / bawah
Varices :
(-) / (-)
Odema :
(-) / (-)
Refrel patella :
(+) /(+)
II. ANALISA DATA / DIAGNOSA
Tgl / jam
|
Data dasar
|
Diagnosa / masalah
|
24-04-08 jam 09.35
|
S : Ibu
mengatakan ingin suntik ulang KB 3 bulan
O : TTV
T : 110/70 mmHg
S : 37°C
N : 84 x /menit
RR : 22 x
/ menit
|
Ny “T” P10001 dengan akseptor KB
suntik depo geston dengan spotting (keluar darah sedikit-sedikit)
|
|
Ibu mengatakan lemah
|
Masalah : lemas karena terjadi spotting
|
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Terjadi amenia
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V.
INTERVENSI
· Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 15
menit diharapkan ibu mendapatkan suntik KB 3 bulan Depo Progestin dan tidak
terjadi spoting.
· Kreteria hasil : TTV :
Tensi : 90-130/60 -90 mmHg
Nadi
: 60 – 100 x /menit
Suhu
: 36-37 °C
RR : 18 -28 x/menit
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Lakukan pendekatan terapeutik pada px dan
suaminya
|
Diharapkan akan terjadi kerjasama baik antara bidan dan klien
|
2
|
Berikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan
|
Diharapkan px mengerti tentang hasil
pemeriksaan
|
3
|
Berikan HE tentang :
-
Efek
samping KB suntik 3 bulan bahwa akan
terjadi perdarahan tidak teratur, peningkatan BB dan persdarahan berkepanjangan
-
Kompilkasi
KB suntik 3 bulan
-
Waktu
untuk KB suntik selanjutnya
|
Diharapkan px dapat mengerti tentang keadaan
yang sekarang, serta dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi sehingga
px bertambah pengetahuannya
|
4
|
Berikan POK (pal oral kombinasi)
seperti : -
primolut N 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti dan dosis
diturunkan 1 x 1 tab
|
Diharapkan bisa mengobati keluhan yang dirasakan px
|
5
|
Berikan suntikan KB depo secara IM
|
Pemberian terapi
|
6
|
Deskripsikan kepada ibu tanggal untuk kembali
ber KB
|
Diharpakan ibu kembali tepat waktu
|
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal
: 24-04-2008 Jam : 09.40 WIB
1. Melakukan pendekatan terapeutik terhadap
ibu dengan memperkenalkan diri berkata dengan baik, sopan dan memberikan
kesempatan klien untuk mengutarakan keluhannya.
2. Memberikan penjelasan hasil pemeriksaan
TTV : T : 110/70 mmHg
S :
37°C
N : 84
x /menit
RR : 22 x / menit
3. Menjelasakan efek samping dari KB suntik
yang
Sering
ditemukan seperti:
-
Siklus
haid yang memendek atau memanjang
-
Perdarahan
yang banyak atau sedikit
-
Perdarahan
tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
-
Tidak
haid sama sekali.
-
dll
4. Memberikan POK (pil oral kombinasi)
5. Memberikan suntik KB depo secara (IM)
6. Menganjurkan kontrol 3 bulan lagi tanggal 17
Juli 2008
VII.
EVALUASI
Tanggal : 24-04-2008 Jam :
09.50 WIB
S : ibu
mengatakan sudah mengerti tentang penjalasan yang telah diberikan oleh petugas
kesehatan.
O : ibu
mampu menjawab kembali pertanyaan yang telah diberikan dan ibu menunjukkan
ekspresi ceria.
Menjelaskan
hasil dari pemeriksaan:
TTV: T : 110/70 mmHg
S : 37°C
N :
84 x /menit
RR : 22 x
/ menit
A : Ny “T”
P10001 dengan akseptor KB suntik 3 bulan Depo Progestin dengan
spotting
P : - Berikan
HE
o Nutrisi,
o
Personal
hygines,
- Anjurkan
ibu untuk kembali lagi tanggal 17 Juli 2008
untuk mendapatkan suntik ulang KB 3 bulan.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
KB adalah usah
untuk menjarangkan / merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi untuk dapat menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera maka
perlu digalakkan program KB mulai dari jenis kontrasepsi suntik, mekanisme
kerja, indikasi, kontra indikasi dan macam kontrasepsi serta bagaimana cara
memberikan asuhan pada akseptor KB dengan keluhan.
4.2
Saran
-
Bagi
pasien
Untuk mencapi keberhasilan dalam
asuhan penanganan KB dengan keluhan maka diperlukan kerjasama yang baik dengan
ibu untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul
-
Bagi
petugas
Untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dengan meningkatkan peran bidan dalm tugasnya sebagai pelaksana
pelayanan pada asuhan KB dengan keluhan
-
Bagi
pendidikan
Untuk memperhatikan penulis dan
kelompoknnya, pada saat penulisan agar tersusun sebuah tugas / makalah yang
baik dan benar
DAFTAR
PUSTAKA
Saifuddin, Abdul Bari, 2003
Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohadjo, Jakarta.
Manuaba IBG, 1998, Ilmu
Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluaran Berencana Untuk Pendidikan Bidan,
EGC, Jakarta.
Manuaba IBG, 1998, Memahami
Kesehatan Reproduksi Wanita, Arca : Jakarta.
Prawirohardjo,Sarwono.2003.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:YBPSP
Wiknjosastro Hanifa, 2002. Ilmu
Kebidanan : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
|